Selasa, 15 Mei 2012

Jalan Raya Jatinangor, Sumedang

A. Anak Jalan Raya Jatinangor
Jalan ke Bumi Perkemahan Kiara Payung
Jalan Sayang, ke BRIMOB
Jalan Jatiroke
Jalan Ke Cikuda, Jembatan Cincin.







B. Kendaraan Yang Lewat di  Jatinangor
Angkot 04, semua mikrolet jurusan Bandung-Cikijing, Bandung-Cirebon, Bis DAMRI (UNWIM, Tanjungsari, Kuningan), Goodwil, Medal Sekarwangi, Sahabat, Maya Raya, Budiman.

C. Tempat-tempat Penting di  Jatinangor
Kesehatan
Apotek Jatinangor
Dokter Gigi
Optikal Jatinangor
Puskesmas Jatinangor


Pusat Tempat Belanja Jatinangor
Jatinangor Town Square (JATOS)
Plaza Pajajaran Jatinangor

Indomaret Jatinangor
Alfamart Jatinangor
Griya Toserba Jatinangor


Bank dan ATM Jatinangor
Bank BRI Jatinangor (ada dua)
Bank BJB Jatinangor
Pom Bensin Jatinangor
ATM (banyak, di Tiap Bank, Tiap Kampus, Jatoz)

Kampus dan Lembaga Kursus di  Jatinangor

Taman Kanak-kanak Jatinangor
SMPN Plus Al-Aqso
SMPN 1 Jatinangor
SMA PGRI Jatinangor
SMAN 1 Jatinangor
IPDN Jatinangor

IKOPIN Jatinangor
UNWIM Jatinangor Sekarang jadi ITB
UNPAD Jatinangor


Instansi Pemerintah Daerah
Kantor Kec. Jatinangor
Puskesmas Jatinangor


Kuliner Jatinangor
Rumah Makan Ayam Goreng Suharti

Rumah Makan Ampera Jatinangor No. 136

Tahu Sumedang H. Ateng Jatinangor
Tahu Sumedang Sari Kedele (Jembatan) Jatinangor
KFC Jatos Jatinangor
Dunkin Donuts Jatinangor
Warung Steak and  Shake Jatinangor

Bakso Kangkung Jatinangor
Bakso Rudal Jatinangor
Madtari


Keamanan
KORAMIL Jatinangor
POLSEK Jatinangor

Transportasi
Halte / Terminal Bus DAMRI Jatinangor

Ojek Cikuda Jatinangor
Ojek Jatiroke Jatinangor
Ojek Ciseke Jatinangor
Ojek Sayang Jatinangor
Ojek Halte Damri Jatinangor
Ojek UNPAD Jatinangor

Tempat Ibadah Jatinangor
Mesjid Jatinangor
Mesjid IPDN Jatinangor

Hunian (Penginapan) di Jatinangor
Pondok Mulana Hegarmanah
Hotel Puri Kathulistiwa Jatinangor

Hotel Jatinangor

Pertokoan/ pertukangan Jatinangor
Cuci Motor Jatinangor
Sentra Kerajinan Primitif Cibeusi Jatinangor
Saung Budaya  Jatinangor
Dealer Motor Jatinangor
Toko Buku TOGA MAS Jatinangor
Toko Besi Jatinangor
Warnet Jatinangor (banyak)
Game Online Jatinangor (banyak)
Studio Foto Fujifilm Jatinangor
Toko DVD Film di Jatos Jatinangor
Toko DVD dekat gerbang UNPAD
Toko CD Software/Game STARBAT Jatinangor
Karoseri Jatisari Jatinangor
Bengkel Motor Jatinangor
Tambal Ban Jatinangor

Tempat Wisata Jatinangor
Jembatan Cincin Jatinangor
Menara Logic Jatinangor
Bumi Perkemahan Kiara Payung
Baru Beureum Manglayang

 Profile Jatinangor
Jatinangor, Sumedang
Jatinangor
—  Kecamatan  —
Negara Indonesia
Provinsi Jawa Barat
Kabupaten Sumedang
Luas26,20 km²
Desa/kelurahan 12 Desa

Jatinangor adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.Nama Jatinangor sebagai nama kecamatan baru dipakai sejak tahun 2000-an. Sebelumnya, kecamatan ini bernama Cikeruh. Nama Jatinangor sendiri adalah nama blok perkebunan di kakiGunung Manglayang yang kemudian dijadikan kompleks kampus sejumlah perguruan tinggi di sana. Dari Topografische Kaart Blaad L.XXV tahun 1908 dan Blaad H.XXV tahun 1909 yang diterbitkan oleh Topografische Dienst van Nederlands Oost Indie, telah dijumpai nama Jatinangor di tempat yang sekarang juga bernama Jatinangor. Ketika itu, daerah Jatinangor termasuk ke dalam Afdeeling Soemedang, District Tandjoengsari (EYD : Tanjungsari). Nama Cikeruh sendiri diambil dari sungai (Ci Keruh) yang melintasi kecamatan tersebut. Pada Peta Rupabumi Digital Indonesia No. 1209-301 Edisi I tahun 2001 Lembar Cicalengka yang diterbitkan olehBAKOSURTANAL masih dijumpai nama Kecamatan Cikeruh untuk daerah yang saat ini dikenal sebagai Kecamatan Jatinangor. Pada beberapa dokumen resmi dan setengah resmi saat ini, masih digunakan nama Kecamatan Cikeruh. Kecamatan ini terletak pada koordinat 107o 45’ 8,5” – 107o48’ 11,0” BT dan 6o 53’ 43,3” – 6o 57’ 41,0” LS. Kode pos untuk kecamatan ini adalah 45363 dan kode area untuk telepon adalah 022.
Klimatologi dan Geologi
Sebagaimana daerah lain di kawasan Cekungan Bandung, iklim yang berkembang di Jatinangor adalah iklim tropis pegunungan.
Titik terendah di kecamatan ini terletak di daerah Desa Cintamulya setinggi 675 m di atas permukaan laut, sedangkan titik tertingginya terletak di puncak Gunung Geulis setinggi 1.281 m di atas permukaan laut. Sungai-sungai penting di Jatinangor meliputi Ci Keruh, Ci Beusi, Ci Caringin, Ci Leles, dan Ci Keuyeup.
Geomorfologi daerah Jatinangor meliputi tiga satuan geomorfologi, yaitu :
1.       Satuan geomorfologi pedataran volkanik, di bagian selatan.
2.       Satuan geomorfologi perbukitan volkanik landai, di bagian utara.
3.       Satuan geomorfologi perbukitan volkanik terjal, di bagian timur.
Geologi daerah Jatinangor terdiri dari tiga satuan batuan (Silitonga, 1972), yaitu :
1.       Satuan hasil gunungapi muda. Berumur Kuarter, didominasi oleh batuan volkaniklastik, tersebar di bagian utara dan tengah daerah Jatinangor. Satuan ini tersingkap baik di aliran Ci Keruh.
2.       Satuan lava gunungapi muda. Berumur Kuarter, didominasi oleh lava, merupakan batuan utama pembentuk Gunung Geulis.
3.       Satuan endapan danau. Berumur Kuarter, didominasi oleh batuan sedimen yang merupakan sisa endapan Danau Bandung, tersebar di bagian baratdaya daerah Jatinangor.
Hidrogeologi daerah Jatinangor meliputi tiga daerah akuifer, yaitu :
1.       Akuifer produktif sedang, berupa akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir, di bagian selatan.
2.       Akuifer produktif sedang, berupa akuifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir, di bagian utara.
3.       Airtanah langka atau tidak berarti, berupa akuifer bercelah atau sarang dengan produktivitas kecil atau daerah airtanah langka, di bagian timur.
Perkebunan
Perusahaan perkebunan di Jatinangor didirikan oleh Willem Abraham Baud pada tahun 1844. Perusahaan yang bernama Maatschappij tot Exploitatie der Baud-Landen ini menguasai tanah seluas 962 hektar yang membentang dari tanah IPDN, tanah ITB, dan tanah UNPAD hingga Gunung Manglayang. Pada awal mulanya perkebunan ini hanya meliputi usaha perkebunan teh, tetapi kemudian juga ditambah dengan usaha perkebunan karet.
Willem Abraham Baud (1816 – 1879) adalah salah satu anak Jean Chrétien Baud (1789 – 1759) yang pernah menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda Timur (1833 – 1836), Menteri Kolonial (1840 – 1848), dan Menteri Kelautan (1840 – 1842). Pada tahun 1842, W. A. Baud pergi ke Jawa sesuai keinginan ayahnya agar dia meniti karier sebagai pegawai pemerintah di tanah jajahan. Tetapi kemudian dia menyadari bahwa mengelola usaha perkebunan akan membuat dirinya lebih cepat kaya daripada menjadi pegawai pemerintah. W. A. Baud kemudian berhasil mendapatkan kontrak untuk perkebunan teh di daerah Jatinangor di Priangan. Kontrak ini disetujui oleh pemerintah gubernemen di Batavia dalam dekrit nomor 2 pada tanggal 26 Agustus 1844 yang antara lain juga meliputi pinjaman bebas bunga dari pemerintah sebesar 42.409 Gulden.
Jan Jacob Rochussen yang pernah menjabat Perdana Menteri Belanda (1858 – 1860), Gubernur Jenderal Hindia Belanda Timur (1845 – 1851), dan Menteri Keuangan (1840 – 1843) melaporkan kejadian ini kepada Jean Chrétien Baud dalam sebuah surat dengan menulis : “Dia mendapatkan kontrak yang menguntungkan karena dia adalah putra seorang pejabat yang sangat disegani.” Sebagai abdi negara dan abdi raja, J. C. Baud merasa sangat kecewa karena ulah anaknya ini dan membalas surat J. J. Rochussen dengan menulis : “Sistem kontrak dan persentase … memadamkan rasa hormat pegawai pemerintah dan mendewakan Mamon (Dewa Kekayaan). Apa ada bukti lain yang lebih baik mengenai hal ini selain dari sikap anak saya ?”
Pendidikan
Saat ini Jatinangor dikenal sebagai salah satu kawasan pendidikan di Jawa Barat. Pencitraan ini merupakan dampak langsung pembangunan kampus beberapa institusi perguruan tinggi di kecamatan ini. Perguruan tinggi yang saat ini memiliki kampus di Jatinangor yaitu :
1.       Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Desa Hegarmanah dan Desa Cikeruh.
2.       Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Desa Cibeusi. Sebelumnya institut ini bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN).
3.       Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN) di Desa Cibeusi.
4.       Institut Teknologi Bandung (ITB) di Desa Sayang. Sebelumnya kompleks Kampus ITB Jatinangor merupakan kompleks Kampus Universitas Winaya Mukti (UNWIM).
Seiring dengan hadirnya kampus-kampus tersebut, Jatinangor juga mengalami perkembangan fisik dan sosial yang pesat. Sebagaimana halnya yang menimpa lahan pertanian lain di Pulau Jawa, banyak lahan pertanian di Jatinangor yang berubah fungsi menjadi rumah sewa untuk mahasiswa ataupun pusat perbelanjaan.
Objek Bersejarah
Objek bersejarah di Jatinangor berupa menara jam di lingkungan kampus ITB (sebelum tahun 2011 merupakan kampus UNWIM) dan Jembatan Cikuda yang saat ini lebih dikenal dengan nama Jembatan Cincin.
Menara jam yang oleh masyarakat sekitar sering disebut dengan nama Menara Loji dibangun sekira tahun 1800-an. Menara tersebut pada mulanya berfungsi sebagai sirene yang berbunyi pada waktu-waktu tertentu sebagai penanda kegiatan yang berlangsung di perkebunan karet milik W. A. Baud. Bangunan bergaya neo-gothic ini dulunya berbunyi tiga kali dalam sehari. Pertama, pukul 05.00 sebagai penanda untuk mulai menyadap karet; pukul 10.00 sebagai penanda untuk mengumpulkan mangkok-mangkok getah karet; dan terakhir pukul 14.00 sebagai penanda berakhirnya kegiatan produksi karet.
Sekira tahun 1980-an lonceng Menara Loji dicuri dan hingga kini kasusnya masih belum jelas; baik mengenai pencurinya, apa motifnya, dan bagaimana tindak lanjut dari pihak berwenang. Bahkan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang pun – selaku pihak yang seharusnya mengawasi pemeliharaan cagar budaya – tidak tahu-menahu mengenai kelanjutan kisah pencurian itu. Saat ini Menara Loji nampak tidak terurus. Perawatan terakhir menara ini berupa pengecatan ulang yang dilakukan oleh pihak Rumah Tangga UNWIM pada tahun 2000.
Jembatan di Cikuda yang sering disebut dengan nama Jembatan Cincin pada mulanya dibangun sebagai penunjang lancarnya kegiatan perkebunan karet. Jembatan Cincin dibangun oleh perusahaan kereta api yang bernama Staat Spoorwegen Verenidge Spoorwegbedrijf pada tahun 1918 dan berguna untuk membawa hasil perkebunan. Pada masanya jembatan ini menjadi salah satu roda penggerak perkebunan karet terbesar di Jawa Barat dan setiap pagi hari hasil bumi dari Tanjungsari dibawa melalui jembatan ini untuk dijual di Rancaekek. Rutinitas itu berjalan terus sampai kemudian pada Perang Dunia II tentara Jepang mengangkut besi-besi rel untuk dilebur menjadi persenjataan perang.
Sebagaimana halnya dengan Menara Loji, tidak ada satupun instansi yang mau menangani perawatan jembatan bersejarah ini. Baik Pemda Sumedang maupun PT KAI (Kereta Api Indonesia) – dua pihak yang cukup berkepentingan dengan Jembatan Cincin – menyatakan bahwa pemeliharaan Jembatan Cincin tidak termasuk dalam tanggungjawabnya. Menurut PT KAI, jembatan ini tidak pernah diperbaiki karena sudah tidak digunakan lagi. Sedangkan menurut Dinas Budaya dan Pariwisata Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang, perawatan bangunan bersejarah tidak termasuk dalam tanggung jawab dinas tersebut karena dinas ini hanya bertugas memperhatikan dan membina nilai-nilai budaya.
Selain itu, Jalan Raya Jatinangor sepanjang 4,83 km yang menghubungkan Bandung dengan Sumedang merupakan penggalan dari De Groote Postweg (Jalan Raya Pos) yang dibuat pada tahun 1808 dengan perintah dari Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Timur.
 /wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar